Lanjutan cerita ini
Seperti yang sedikit pernah saya ceritakan di kisah ASI sebelumnya, saya sempat IMD Kaila sebentar, setelah itu kaila dibawa oleh Bu Bidan ke ruang bayi untuk diobservasi. Kembali ke cerita operasi ceasar saya, beberapa waktu setelah berpisah dengan Kaila dokter Achmad menyelamati saya dan pamit. Tinggallah saya dan beberapa perawat yang menyelesaikan prosedur operasi. Saya masih ingat sensasi tekanan pada perut saya yang saya kira para perawat sedang menempelkan perban pada luka operasi. setelah itu kabel-kabel pada dada saya di lepas, tirai hijau di depan muka saya diturunkan dan beberapa aktifitas beberes lainnya. Saya dipindahkan ke tempat tidur beroda lagi, saya masih lumpuh setengah badan, jika tadi saya masih bisa pindah ke meja operasi sendiri, kali ini saya di gotong oleh beberapa perawat.
Jam 6.15 pagi
Masih ingat sekali, keluar dari ruangan operasi didorong oleh perawat saya langsung menggigil kedinginan. Begitu tiba di ruang observasi saya mengeluh kepada perawat dan saya langsung diberi selimut penghangat. Saya kira selimut tebal atau apa, ternyata selimut yang dialiri udara panas sehingga dalam beberapa menit saya sudah tidak mengigil lagi. Perawat memberitahu saya bahwa saya akan berada di ruang observasi selama 30 menit untuk mengecek apabila terjadi komplikasi pasca operasi dan perawat mempersilahkan saya tidur. Saya mengiyakan dan perawat meninggalkan saya untuk duduk di mejanya.
Hening. Suami saya kemana ya, mamah dan mamih juga dimana ya kok tidak ada yang menjenguk saya. Seketika itu juga air mata saya jatuh beruraian, saya menangis dalam diam. Bersyukur telah melewati satu proses operasi dengan selamat sekaligus agak sedih karena saya sendirian.
Tak lama suami saya datang menghampiri, menyapa dan mencium saya lalu mengusap air mata saya. Menenangkan dan menyelamati saya kemudian menawarkan saya minum. Saya baru sadar bahwa saya sangat haus saat itu. Sayapun mengiyakan tawarannya. Dan alhamdulillah perawat memperbolehkan saya minum karena saya tidak muntah saat operasi dan tidak ada komplikasi pasca operasi sejauh saat itu.
Mamah datang dengan wajah yang sangat-sangat gembira dan menyelamati saya. Bercerita dengan semangat, betapa menakjubkannya Kaila. Senaaaaang sekali rasanya.
Setelah itu saya minum sedikit teh manis hangat lalu saya ingin tidur, mamah pamit ingin bertemu papah dan berkata akan menunggu di kamar rawat inap, suami saya menemani saya.
Jam 7.00 pagi
Saya dibangunkan perawat untuk dipindahkan ke kamar. Saya dipindahkan lagi ke kasur dorong lain lalu dibawa ke kamar. Di kamar sudah ada mamah, papah, mamih, papih dan adik saya. Semua menyelamati saya dan suami kemudian keluar mencari sarapan sekaligus membiarkan saya istirahat. Kaila masih di observasi saat itu, saya tidak sabar ingin segera bertemu Kaila lagi. Suami saya memperlihatkan foto-foto kaila dan video yang direkam oleh adik saya.
Kaila di + 18 menit kehidupan awalnya di dunia :)
Pemulihan pasca operasi
Singkat cerita tentang pasca operasi, saya diharuskan bedrest selama 24 jam dalam posisi telentang, 12 jam pertama saya sudah boleh miring ke kanan dan kekiri dan agak duduk , kemudian besok paginya saya sudah boleh duduk dan berdiri. Ingat sekali saya keesokan harinya begitu lepas kateter saya langsung ingin ke kamar mandi karena merasa aneh 24 jam ga pipis dan sangat ingin mandi sendiri! Haha. Rasanya kurang sreg aja dimandiin suster, memang paling enak mandi sendiri. Menyusui pun menjadi lebih mudah karena sudah bisa bergerak bebas dan bagian terbaiknya adalah rasanya tidak sesakit yang ditakutkan diawal. Mungkin karena pengaruh painkiller berupa infus yang diberikan selama 24 jam pasca operasi, setelah itu saya meminum obat pereda rasa nyeri selama 3 hari di rumah sakit. Tapi yang penting pikiran saya yang bilang "tidak sakit! tidak sakit!" Ya, paling "nyut-nyut-an" yang masih bisa saya toleransi. Bohong sih kalo bilang ga sakit sama sekali. Hihi. yang benar adalah sakitnya masih bisa ditoleransi. :D
Diluar drama ASI, pemulihan pasca operasi saya cukup baik. Sempat panik karena di hari ke 6 ada perban kain yang menggapai keluar dari perban plastik lapisan luar yang dinyatakan dokter saat itu perban anti air. Ketahuan ketika saya mandi yang mana perban kainnya sudah basah, buru-buru ke dokter dan beliau heran kenapa bisa keluar perban kainnya. Tapi alhamdulillah keadaan lukanya baik dan perbanpun dilepas. Dokter memberi salep kenakort untuk mencegah keloid, dioleskan setiap habis mandi.
Kejadian seru di Rumah Sakit
Sedikit ingin berbagi cerita kejadian seru selama saya di rumah sakit, puncaknya adalah suami saya yang tiba-tiba keceklik atau keseleo atau sejenisnya yang parah, hingga harus didorong di kursi roda di hari pertama Kaila lahir. Semua orang panik saat kejadian itu, suami saya terjatuh kelantai kamar hingga dokterpun dipanggil dan suami saya dibawa ke UGD. Jam 10 pagi kaila diantar ke kamar dan jam 1 siang suami saya baru kembali ke kamar dengan kursi roda. Kaget dan takut juga saat itu. Masa baru ngelahirin, suami saya kenapa-kenapa. Untunglah suami saya sangat positif dan semangat untuk kembali sembuh. Malam itu suami saya bermalam ke rumah agar tidurnya dikasur bukan di sofa rumah sakit, saya ditemani mamah di rumah sakit, dan esoknya mamih bercerita tiba-tiba suami saya pagi-pagi sedang dikamar mandi mencuci ari-ari Kaila untuk dikubur. Walau masih tertatih-tatih tapi semangatnya untuk bertemu saya dan Kaila di rumah sakit membuatnya bisa melawan rasa sakit keseleo tersebut. Dan malam berikutnya suami saya sudah bisa bermalam di rumah sakit bersama saya. Hihi. I'm proud of you Ayah!
Saya mengira ini semua karena suami saya kecapean dan tidur dengan terbangun-bangun di posisi yang tidak enak (tidur di kursi duduk) selama menemani saya di kamar observasi ketika menunggu pembukaan kemarin. Alhamdulillah tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, suami saya kembali pulih dengan cepat.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Yah, kira-kira itulah cerita yang bisa saya bagi tentang pengalaman sectio caesaria pertama saya.
Bingung dengan pertanyaan dan prasangka banyak orang (yang bilang ke saya) bahwa melahirkan melalui proses Sectio Caesaria atau lebih sering disebut Caesar, memiliki kesan yang menyeramkan karena lebih sakit dan lama masa penyembuhannya dari proses lahiran normal, lebih beresiko daripada lahiran normal dengan adanya obat bius, perut yang dibelek dimeja operasi, resiko terbatas untuk memiliki anak lagi dan lain sebagainya. Belum lagi pandangan-pandangan seperti di artikel yang saya baca ini bahwa melahirkan dengan proses caesar tidak bisa merasakan perjuangan menjadi ibu. Entah kenapa saya merasa sepertinya proses caesar ini merupakan anak tiri yang tidak diinginkan oleh ibu-ibu. Bahkan di awal-awal kelahiran Kaila saya sepintas sempat mendengar seorang ibu yang menjenguk saya menyayangkan proses caesar yang saya lalui. Tapi bener loh, cerita kelahiran Kaila melalui proses caesar ini sangat menyenangkan! Iya ga sih? haha
Intinya melalui proses apapun, ibu adalah seorang ibu. Tidak ada 1 orang pun yang bisa menghalangimu menjadi seorang ibu hanya karena menurut mereka itu bukan jalan yang seharusnya. Hihi. Peace!
Kaila Umur 2 Hari :-* |
0 comments :
Post a Comment